June 19, 2011

26 TKI Tunggu Eksekusi Mati di Arab Saudi

| June 19, 2011 | 0 comments

Ruyati binti Satubi (54), sepertinya bukan tenaga kerja asal Indonesia yang terakhir dieksekusi mati oleh pemerintah Arab Saudi.


Sebanyak 26 orang tenaga kerja migrant Indonesia terancam bernasib sama seperti Ruyati.

"Kita tidak ingin peristiwa seperti yang terjadi pada Ruyati berulang pada 26 tenaga kerja yang saat ini tengah menunggu eksekusi," ujar Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar di Padang, Minggu 19 Juni 2011.

Ruyati, warga Kampung Ceger RT 03 RW 02 Desa Sukadarma Kecamatan Sukatani Kabupaten Bekasi dihukum pancung oleh pemerintah Arab Saudi. Ruyati

Setelah dihukum pancung oleh pemerintah Arab Saudi pada hari Sabtu 18 Juni 2011, waktu setempat, jenazah Ruyati langsung dimakamkan di Mekah. Ia dituduh membunuh saudara majikannya, Khairiyah Majlad.

Patrialis mengakui, dalam kasus Ruyati, pemerintah merasa kecolongan karena tidak ada pemberitahuan resmi yang diberikan pemerintah setempat terkait eksekusi warga negara Indonesia di Arab Saudi.

Readmore..

June 12, 2011

Misteri Keringat Darah Dora

| June 12, 2011 | 0 comments

Mungkin Anda sering mendengar istilah 'berkeringat darah' untuk menunjukkan takar keseriusan kerja luar biasa. Namun, pernahkah Anda membayangkan istilah itu nyata terjadi, seperti dialami Dora Indrianti Tri Murni?


Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatra Barat, itu benar-benar mengucurkan darah dari pori-pori kulit kepalanya saat dia lelah atau stres. Darah segar juga kerap mengucur dari selaput mulut, telinga, dan hidungnya.

Kisah bermula pada 2003 silam. Rembesan darah muncul pertama kali di kulit kepalanya, setelah jatuh dari tangga sebuah gedung perkantoran di Batam. Hasil scan menunjukkan, terjadi pembengkakan pembuluh darah di bagian kepala. Tanpa operasi, rembesan darah itu terhenti sekitar enam bulan kemudian.

Kehidupan Dora kembali normal. Sembari menyelesaikan pendidikannya, ia bekerja keras menghidupi dua adiknya selepas ibunya meninggal. Menjadi tenaga kebersihan, tukang ojek, hingga satpam dijalaninya. "Saya hanya tidur dua jam dalam sehari," ujar Dora kepada VIVAnews, pekan lalu.

Namun, masalah kembali muncul sekitar dua tahun lalu. Darah segar kembali membasahi kulit kepalanya saat otaknya terbebani pikiran terlalu berat. Juga selaput mulut, telinga, dan hidungnya. Dengan kondisi kian parah, ia menjalani perawatan di rumah sakit.

Dari satu dokter, dia berpindah ke dokter lain. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sakit gadis 25 tahun itu masih misteri. Sejumlah dokter di Padang menyerah. Dora pun diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani perawatan di bawah pengawasan tim dokter Hematologi dan Onkologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Readmore..

June 9, 2011

Misteri Kematian Ibu Tien Terungkap

| June 9, 2011 | 0 comments

Tanggal 28 April 1996 silam, Indonesia mendapat kabar duka. Ibu Negara Siti Hartinah Soeharto (Ibu Tien) berpulang ke Sang Khalik akibat serangan jantung mendadak tepatnya pada pukul 05.10 WIB bertepatan dengan perayaan Idul Adha.


Ironisnya, muncul isu miring ke telinga masyarakat yang menyatakan bahwa Ibu Tien meninggal akibat tertembak peluru saat Hutomo Mandala Putra (Tommy) tengah bersitegang dengan kakaknya Bambang Trihatmodjo karena berebut proyek mobil nasional.

Belum ada satu pun pihak yang mengklarifikasi kabar ini. Namun, kabar miring tersebut akhirnya terungkap dalam buku Pak Harto The Untold Stories. Kronologis kematian Ibu Tien dikupas secara lengkap oleh mantan ajudan Soeharto yang juga mantan Kapolri Jenderal Sutanto.

"Itu adalah rumor dan cerita yang sangat kejam dan tidak benar sama sekali. Saya saksi hidup yang menyaksikan Ibu Tien terkena serangan jantung mendadak, membawa ke mobil, dan terus menunggu di luar ruangan saat tim dokter RSPAD melakukan upaya medis," kata Sutanto dalam buku tersebut.

Menurutnya, pada saat-saat terakhir itu Soeharto terus mendampingi Ibu Tien di rumah sakit. Soeharto, kata Sutanto, nampak dirundung kesedihan mendalam. Bagaimana tidak, Ibu Tien adalah sosok yang mendampingi Soeharto selama puluhan tahun.

"Sekira pukul 04.00 WIB, Ibu Tien mendapat serangan jantung mendadak. Ibu nampak sulit bernafas. Saya sendiri turut membawa Ibu dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD. Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tommy, dan Mas Sigit ikut mendampingi," tandasnya.

"Saya harap jangan sampai rumor tidak benar itu tetap dipercaya oleh sebagian orang yang hingga kini terus menganggapnya benar," pungkasnya.

Ibu Tien dimakamkan di Astana Giri Bangun, Jawa Tengah, pada 29 April 1996 sekitar pukul 14.30 WIB. Upacara pemakaman tersebut dipimpin oleh inspektur upacara yaitu Ketua DPR/MPR saat itu, Wahono dan Komandan upacara Kolonel Inf G Manurung, Komandan Brigif 6 Kostrad saat itu.

sumber

Readmore..
 
© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com